Apa Itu ASMR? Dan Apa Saja Manfaatnya Bagi Kesehatan Mental dan Fisik?

Ferdinand

Apa Itu ASMR?

Kamu tentu pernah secara tidak sengaja menonton video seseorang yang sedang berbisik pelan ke mikrofon, mengetuk-ngetukkan kuku jarinya pada permukaan kayu, atau bahkan sekadar membalik halaman buku dengan perlahan, lalu tiba-tiba merasakan sebuah sensasi aneh tapi menyenangkan. Sensasi ini dikenal dengan istilah ASMR. Banyak orang mengaku merasakan sensasi nyaman, rileks, bahkan mengantuk setelah menonton atau mendengarkan konten ASMR. Namun, apa sebenarnya ASMR itu? Bagaimana cara kerjanya, dan mengapa semakin banyak orang yang menyukainya?

Apa Itu ASMR?

ASMR adalah singkatan dari Autonomous Sensory Meridian Response, yaitu sensasi fisik berupa rasa geli, kesemutan, atau getaran lembut yang biasanya dimulai dari kulit kepala, leher, hingga punggung bagian atas. Jika ingin dijabarkan, ASMR berasal dari empat kata, yakni:

  • Autonomous (Otonom): Sensasi yang terjadi secara spontan, dan berada di luar kendali sadar kita. Kamu tidak bisa “memaksa” diri untuk merasakannya.
  • Sensory (Sensorik): Menunjukkan bahwa respons ini terkait erat dengan panca indra, baik itu pendengaran, penglihatan, maupun sentuhan (meskipun sering kali hanya melalui simulasi visual).
  • Meridian: Sebuah istilah yang dipinjam dari bahasa puitis untuk menggambarkan puncak, klimaks, atau euforia dari sebuah perasaan.
  • Response (Respons): Merujuk pada reaksi tubuh terhadap sebuah stimulus atau pemicu.

Sensasi ini seringkali dipicu oleh rangsangan audio (suara) atau visual tertentu, seperti bisikan, suara ketukan, atau gerakan lembut yang mampu memicu perasaan relaksasi yang mendalam, ketenangan, dan bahkan rasa kantuk yang menyenangkan.

Istilah ASMR pertama kali diperkenalkan oleh Jennifer Allen pada tahun 2010, yang terinspirasi dari pengalaman pribadi dan diskusinya di komunitas online. Seiring waktu, ASMR menjadi fenomena global dan banyak diteliti oleh para ahli, meskipun mekanismenya masih terus dikaji.

Apakah Semua Orang Bisa Mengalami ASMR?

Sayangnya, tidak semua orang dapat mengalami ASMR. Menurut Healthline, ada beberapa individu yang memang tidak merasakan sensasi ASMR meskipun sudah mencoba berbagai jenis pemicu. Hal ini dipengaruhi oleh perbedaan sensitivitas saraf, faktor genetik, serta tingkat stres seseorang. Jadi, jika kamu termasuk orang yang tidak dapat merasakan sensasi tersebut, jangan khawatir karena itu adalah hal yang wajar.

Hal-hal yang Dapat Memicu ASMR

Hal-hal yang dapat memicu ASMR

Sensasi ASMR tidak muncul begitu saja. Sensasi ini dipicu oleh stimulus spesifik yang dikenal sebagai trigger. Setiap orang memiliki trigger favorit yang berbeda, tetapi ada beberapa kategori yang secara universal dianggap paling efektif di kalangan komunitas ASMR. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Bisikan (Whispering) dan Bicara Pelan (Soft-Speaking)

Ini adalah trigger ASMR yang paling klasik dan populer. Suara bisikan yang dekat dan intim dapat menciptakan ilusi kehadiran personal, seolah-olah seseorang sedang berbicara langsung kepadamu dengan lembut. Suara berfrekuensi rendah ini terbukti dapat menenangkan sistem saraf, memperlambat detak jantung, dan membuat tubuh lebih rileks.

2. Suara Ketukan (Tapping Sounds)

Suara yang dihasilkan dari ketukan kuku jari atau benda pada berbagai permukaan seperti: kayu, kaca, plastik, atau logam juga menjadi trigger lain yang sangat populer. Variasi ritme, kecepatan, dan material yang diketuk menciptakan lanskap suara yang kaya dan “memuaskan” untuk didengar. Suara yang tajam namun lembut ini dapat membantu beberapa orang untuk tetap fokus dan menyingkirkan pikiran-pikiran yang mengganggu.

3. Suara Gesekan (Scratching Sounds)

Suara gesekan benda-benda tertentu, seperti kuku atau sikat pada permukaan kasar atau halus, juga merupakan pemicu ASMR yang ampuh. Dan mampu menciptakan sensasi relaksasi mendalam.

4. Suara Halaman Buku (Page Turning) dan Suara Berkerut (Crinkling Sounds)

Suara halus saat membalik halaman buku tua, atau suara berkerut dari kantong plastik dan kertas pembungkus, adalah trigger yang sangat efektif. Suara-suara ini sering kali dikaitkan dengan lingkungan yang tenang dan damai, seperti perpustakaan atau saat membuka hadiah, yang secara psikologis memicu rasa nyaman.

5. Role-Playing 

Ini adalah kategori yang lebih kompleks karena menggabungkan audio dengan elemen psikologis dari personal attention. Dalam skenario ini, kreator ASMR (sering disebut ASMRtist) akan memerankan sebuah peran, seperti dokter yang sedang melakukan pemeriksaan, penata rambut yang memotong rambutmu, atau petugas spa yang memberikan perawatan wajah. Perhatian yang terfokus, gerakan tangan yang lambat, dan suara yang menenangkan menciptakan pengalaman imersif yang membuat banyak orang merasa dimanja dan diperhatikan secara personal

6. Suara Mulut (Mouth Sounds)

Meskipun menjadi salah satu trigger yang cukup dibenci karena dianggap mengganggu (Misophonia), beberapa orang cukup menyukainya. Suara mulut seperti mengunyah pelan, mengecap, atau klik lidah bisa menjadi pemicu yang sangat kuat bagi sebagian orang.

7. Stimulasi Visual

ASMR tidak melulu soal audio. Gerakan tangan yang lambat dan disengaja, proses mencampur cat, menulis kaligrafi, atau melipat handuk dengan rapi juga bisa menjadi trigger visual yang kuat. Melihat sebuah proses yang teratur dan metodis dapat memberikan efek menenangkan yang serupa dengan mendengarkan suara lembut.

8. Suara Alam (Nature Sounds)

Suara alam seperti rintik hujan, gemericik air sungai, suara ombak, atau angin yang bertiup lembut, juga cukup populer digunakan dalam video ASMR. Suara-suara alami ini memberikan sensasi damai dan membantu pikiran kamu untuk rileks, terlebih jika kamu tinggal di perkotaan yang jauh dari suasana alam.

Manfaat ASMR bagi Kesehatan Mental dan Fisik

Meskipun pada awalnya dianggap sebagai pseudosains, kini semakin banyak penelitian yang mulai menyelidiki dasar neurologis dan manfaat psikologis dari ASMR. Berbagai studi, termasuk yang pernah disinggung oleh para peneliti dari Yale School of Medicine dan University of Sheffield, serta laporan anekdotal dari jutaan penggunanya, menunjukkan beberapa manfaat, seperti:

  1. Membantu Tidur dan Mengatasi Insomnia: Ini adalah manfaat yang paling sering dilaporkan. Suara ASMR yang menenangkan dapat membantu menenangkan pikiran yang “berisik” (racing thoughts), mengurangi kecemasan sebelum tidur, dan berfungsi sebagai ritual pengantar tidur yang efektif.
  2. Mengurangi Stres dan Kecemasan (Anxiety): Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal PLoS ONE menemukan bahwa individu yang mengalami ASMR menunjukkan penurunan detak jantung yang signifikan saat menonton video ASMR, setara dengan efek yang terlihat pada teknik relaksasi mindfulness. Perasaan dimanja dan perhatikan secara personal dalam video role-playing juga dapat melawan perasaan kesepian dan memberikan rasa aman.
  3. Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi: Bagi sebagian orang, suara latar ASMR yang lembut dan tidak mengganggu dapat berfungsi seperti white noise. Ini membantu menghalangi suara-suara lain yang lebih mengganggu di lingkungan sekitar, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada pekerjaan, belajar, atau membaca.
  4. Memberikan Rasa Nyaman dan Kehadiran (Comfort and Presence): Elemen perhatian personal dalam banyak video ASMR dapat melepaskan hormon oksitosin, yang sering disebut sebagai “hormon relationship”. Hormon ini terkait dengan perasaan percaya, empati, dan ikatan sosial, sehingga memberikan rasa nyaman yang mendalam.
  5. Meredakan Nyeri Kronis (Potensial): Beberapa pengguna melaporkan bahwa ASMR membantu mengalihkan perhatian mereka dari rasa sakit kronis atau sakit kepala. Meskipun bukti ilmiah untuk klaim ini masih terbatas, efek relaksasi dan pelepasan endorfin yang dihasilkan oleh ASMR secara teoritis dapat membantu mengubah persepsi nyeri untuk sementara waktu.

Bagaimana Pandangan Ilmiah Terhadap ASMR?

Dunia medis dan ilmiah pada awalnya skeptis, namun kini mulai terbuka. Penelitian menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI) telah menunjukkan bahwa saat seseorang mengalami sensasi menggelitik (tingles) ASMR, area otak yang aktif adalah area yang sama yang terkait dengan penghargaan dan gairah emosional, seperti medial prefrontal cortex dan nucleus accumbens.

Para ilmuwan percaya bahwa sensasi ASMR mungkin merupakan hasil dari pelepasan berbagai zat neurokimia di otak, termasuk:

  • Endorfin: Pereda nyeri alami tubuh yang menciptakan perasaan euforia.
  • Dopamin: Terkait dengan motivasi dan kesenangan.
  • Oksitosin: Mendorong perasaan nyaman dan ikatan sosial.
  • Serotonin: Regulator suasana hati yang penting.

Kombinasi inilah yang kemungkinan besar menciptakan pengalaman unik dari ASMR.

Cara Menikmati ASMR dengan Optimal

Berikut beberapa tips agar kamu dapat menikmati ASMR dengan maksimal:

  • Gunakan earphone atau headphone untuk menikmati detail suara yang lebih clear.
  • Pilih tempat yang tenang dan minim gangguan.
  • Atur volume suara agar nyaman di telinga, tidak terlalu keras maupun pelan.
  • Pilih trigger yang sesuai dengan preferensi-mu agar mendapatkan sensasi yang lebih optimal.

ASMR telah menjadi fenomena unik yang menawarkan sensasi menenangkan, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas tidur melalui rangsangan audio-visual tertentu. Meski belum sepenuhnya dapat dipahami secara ilmiah, ASMR telah terbukti memberikan banyak manfaat bagi kesehatan mental dan menjadi hiburan populer di era digital. Kalian bisa mencoba berbagai jenis konten ASMR untuk menemukan pengalaman relaksasi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pribadimu.

Artikel Lainnya

Bagikan:

Ferdinand

Dear GOD, Thank you so much for all Your stupid blessing to stupid people like me :)

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.