Mengenal Gejala dan Penyebab Speech Delay pada Anak

Ferdinand

Mengenal Gejala dan Penyebab Speech Delay pada Anak

Speech delay atau terlambat bicara sering diartikan sebagai kondisi dimana seorang anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa, jika dibandingkan anak lain yang seusia dengannya. Namun kapan sebetulnya seorang anak dapat dikatakan terlambat bicara? Umumnya, seorang anak balita akan mulai cerewet atau sering ngoceh ketika mulai memasuki usia 2 tahun. Hal ini karena diusia 2 tahun ia akan mulai mempelajari bahasa serta struktur kata yang sering ia dengar. Hingga dapat mengucapkan beberapa kata secara berulang seperti mama, papa, dan lain sebagainya. Meski demikian tak ada patokan yang pasti mengenai kapan seorang anak dapat dikatakan terlambat bicara. Sebab setiap anak memiliki tahap perkembangan yang berbeda-beda.

Gejala speech delay pada anak

Gejala speech delay pada anak

Namun ada beberapa gejala “speech delay” bisa mulai bunda dan ayah amati, seperti antara lain:

1. Anak jarang mengeluarkan suara

Di usia 1 tahun, anak biasanya akan mulai penasaran dengan objek atau benda-benda yang ada disekitarnya. Dimana rasa ingin tahu inilah yang kemudian memancing anak untuk mengeluarkan suara. Entah untuk bertanya, meminta, atau sekedar ingin memberitahukan sesuatu kepada orang didekatnya. Nah, jika diusia 1 tahun anak masih sangat jarang mengeluarkan suara, para orang tua amat dianjurkan untuk mulai menstimulasi anak dengan rajin mengajaknya berbicara. Serta mulai memperkenalkan anak dengan teman-teman seusianya. Karena biasanya, anak akan lebih cepat terstimulasi saat tengah asik bermain.

2. Tidak me-response sekitar

Saat diajak berbicara, umumnya anak akan mulai mencari sumber suara yang ia dengar. Terlebih diusia 8 bulan keatas. Namun mereka yang mengalami gangguan speech delay, umumnya justru tidak mengindahkan atau mencari sumber suara tersebut.

3. Tidak memahami gestur atau gerak tangan yang dilakukan orang lain

Meski belum dapat berbicara, para balita umumnya memahami gestur atau gerak tangan yang kita lakukan, misalnya saat kita menunjuk sesuatu atau mengucapkan dadah sambil melambaikan tangan. Nah, jika diusianya yang sudah memasuki 2 tahun, anak belum dapat memahami gestur atau gerak tangan yang kita lakukan. Maka besar kemungkinan anak memang mengalami speech delay.

4. Tak bisa meniru atau mengikuti ucapan kita

Anak-anak yang mengalami speech delay umumnya akan merasa kesulitan untuk meniru atau mengikuti ucapan kita. Misalnya saat kita mengajarkannya kosakata sederhana seperti mama atau papa. Nah Bun, jika ini yang terjadi Bunda masih punya waktu untuk menstimulasi anak dengan terus mengenalkan mereka pada huruf-huruf alfabet. Sambil mengajari mereka beberapa kata yang dimulai dengan huruf-huruf itu, seperti A untuk Apel, B untuk Bola, dan seterusnya.

5. Belum dapat mengucapkan beberapa kosakata secara konstan

Umumnya, anak akan terus mengulang kosakata yang sudah dapat diucapkannya secara konstan. Misalnya mama atau papa saat ia hendak meminta sesuatu. Mamam (makan) saat ia hendak memberitahu bahwa ia lapar, dan lain sebagainya. Namun, pada anak-anak yang mengalami speech delay, mereka hanya akan mengucapkan kata-kata tersebut secara spontan dan jarang untuk mau mengulanginya kembali.

Penyebab speech delay pada anak

Penyebab speech delay pada anak

Lantas faktor apa sajakah sebetulnya yang menyebabkan anak terlambat bicara?

1. Kurang stimulasi

Hal ini kerap terjadi pada anak-anak yang jarang diajak berbicara. Entah karena kesibukan dari kedua orang tuanya. Atau justru karena orang tua terlalu dini memperkenalkan gadget pada anak. Yap, saat tengah asik bermain gadget anak sebetulnya sedang membuat komunikasi 1 arah tanpa adanya interaksi yang bisa mereka dapatkan. Itu mengapa, anak-anak yang terlalu dini mengenal gadget memiliki presentase yang jauh lebih tinggi untuk mengalami gangguan speech delay.

2. Memiliki gangguan pada sistem syaraf

Perlu diingat, bahwa kemampuan anak untuk berbicara juga amat bergantung pada sistem syaraf reseptif dan ekspresifnya. Dimana anak-anak yang mengalami kondisi tertentu seperti Autisme atau ADHD (sulit untuk fokus) biasanya akan sangat sulit untuk dapat berkomunikasi dengan lancar.

3. Memiliki gangguan pendengaran

Meski cukup jarang, dalam beberapa kasus anak bisa mengalami speech delay karena adanya gangguan pendengaran. Itu mengapa, saat menghadapi anak-anak yang terlambat bicara, dokter spesialis anak biasanya akan meminta orang tua melakukan uji pendengaran terlebih dahulu pada seorang audiolog sebelum menyimpulkan penyebab yang sesungguhnya.

4. Memiliki lidah yang pendek atau kelainan pada rahang

Jika ini penyebabnya, anak biasanya akan dianjurkan untuk menjalani terapi atau sebuah tindakan medis tertentu untuk membantunya agar dapat lebih cepat berbicara. Namun lagi-lagi, hal ini tetap harus dibarengi dengan stimulasi bicara secara terus-menerus yang harus dilakukan orang tua, baik dengan mengajaknya berbicara, bercerita, hingga mengajukan tanya jawab.

Meski demikian, anak-anak yang mengalami kondisi terlambat bicara biasanya justru memiliki tingkat kreativitas yang jauh lebih tinggi. Yap hal ini karena otak kanan anak akan jauh lebih cepat berkembang ketimbang otak kirinya. Itu mengapa, anak-anak yang terlambat bicara umumnya memiliki daya dan ingatan visual yang jauh lebih baik yang juga menjadikannya lebih kreatif dan imajinatif. Tak hanya itu, mereka pun biasanya memiliki fokus yang sangat baik pada hal-hal tertentu yang diminatinya. Misalnya pada alat musik, gambar, dan lain sebagainya.

Artikel Lainnya

Bagikan:

Ferdinand

Dear GOD, Thank you so much for all Your stupid blessing to stupid people like me :)

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.