Diare pada anak bisa terjadi akibat infeksi kuman penyakit, seperti virus dan bakteri. Selain melalui makanan atau minuman yang kurang higienis, penyebaran virus, bakteri dan parasit penyebab diare biasanya terjadi melalui kontak langsung dengan lingkungan yang kurang sehat. Berdasarkan sebuah data yang pernah dirilis oleh WHO beberapa waktu lalu, penyebab utama diare pada anak usia 6 sampai 24 bulan adalah infeksi dari sebuah virus bernama Rotavirus. Namun pada beberapa kasus lain, diare pada anak dapat pula terjadi karena kurangnya asupan ASI yang bunda berikan kepada si kecil, yang menyebabkan daya tahan tubuhnya mulai menurun dan membuatnya lebih mudah terinfeksi kuman penyakit.
Meskipun demikian, bunda dituntut untuk tetap tenang dan tidak perlu cemas jika penyakit yang satu ini suatu saat menyerang si kecil, mengapa demikian? karena pada dasarnya, diare merupakan jenis penyakit self limiting disease yang dapat sembuh dengan sendirinya. Yap, setelah seluruh virus tersebut keluar dari tubuh mungilnya, si kecil akan mulai pulih dengan sendirinya dalam kurun waktu 2-7 hari kedepan. Karena diare sendiri sebetulnya adalah mekanisme alamiah yang dilakukan tubuh untuk menghalau virus yang masuk dengan cara mengeluarkannya secara paksa bersama dengan feses atau sisa makanan yang tidak diperlukan tubuh.
Sekalipun begitu, bunda dituntut untuk tetap “aware” pada kondisi si kecil. Karena biasanya, saat terserang diare anak juga akan mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan tubuh. Dan sekalipun gejalanya tidak selalu sama, bunda bisa belajar mengenali berbagai gejala umum dehidrasi yang biasa terjadi pada anak.
Berikut 3 tingkatan dehidrasi dan gejala yang mungkin dialami si kecil ketika terserang diare:
1. Diare tanpa dehidrasi
Anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh yang cukup kuat hanya akan kekurangan 5% dari keseluruhan cairan tubuhnya. Ini artinya, mereka tidak akan menampakkan gejala yang cukup berarti. Karena pada kondisi tersebut anak akan tetap lincah dan aktif, ia akan tetap minum seperti biasanya, dan tidak akan ada perubahan yang berarti baik pada matanya maupun pada turgor atau tingkat kelenturan kulitnya.
2. Diare dengan dehidrasi ringan – sedang
Jika saat terserang diare, si kecil mulai terlihat rewel dan gelisah. Serta lebih cepat haus. Coba perhatikan bagian matanya, jika matanya terlihat lebih lebih cekung dari biasanya, dan turgornya mulai melambat. Itu artinya si kecil mulai mengalami dehidrasi ringan – sedang. Dimana cairan dalam tubuhnya berkurang 5 hingga 10%.
3. Diare dengan dehidrasi berat
Berkebalikan dengan jenis dehidrasi yang kedua tadi, anak yang mengalami diare dengan tingkat dehidrasi yang cukup berat, akan terlihat amat lesu bahkan malas untuk minum. Sementara bagian matanya akan terlihat cekung. dan turgornya akan terlihat sangat lambat (lebih dari 2 detik). Jika gejala ini terjadi pada si kecil, bisa dipastikan cairan dalam tubuhnya berkurang lebih dari 10%.
Lantas apa yang harus bunda lakukan?
Berikan ASI sebanyak mungkin
Layaknya dehidrasi yang terjadi pada orang dewasa, dehidrasi yang terjadi pada anak dan balita pun bisa diatasi dengan cara mengganti cairan tubuhnya yang hilang. Bedanya, pada anak atau balita yang masih menyusu, cara mengganti cairan tubuh tersebut adalah dengan memberikan ASI sebanyak mungkin. Berikan juga cairan oralit sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter spesialis anak yang menangani si kecil. Umumnya bayi yang berumur kurang dari 6 bulan dianjurkan untuk meminum oralit sebanyakn 10mg/hari selama 10 hari terhitung dari hari dimana si kecil mengalami diare. Sedangkan untuk bayi yang telah berusia diatas 6 bulan, umumnya akan dianjurkan untuk meminum oralit sebanyak 20mg/hari selama 10 hari kedepan.
Nah, itulah 3 tingkatan dehidrasi beserta gejala umum yang biasa dialami anak ketika terserang diare.
Oiya bun, setelah si kecil pulih dari diarenya, jangan lupa untuk terus memperhatikan asupan nutrisinya, terutama melalui pemberian ASI yang bunda lakukan. Dan yang tak kalah penting, perhatikan juga kebersihan si kecil, baik kebersihan tubuhnya, maupun kebersihan makan dan minumnya.