7 Ciri Utama Perilaku Gaslighting, yang Menandakan Toxic Relationship

Apa Itu Gaslighting

Istilah Gaslighting sendiri merujuk pada perilaku manipulatif yang dilakukan seseorang untuk membuat orang lain meragukan atau mempertanyakan pikiran mereka, bahkan hingga orang tersebut merasa bersalah. Itu mengapa, perilaku Gaslighting kerap diidentikkan dengan emotional abuse atau bentuk pelecehan secara emosional terhadap seseorang. Umumnya perilaku ini terjadi dalam sebuah hubungan yang toxic alias tidak sehat. Baik dalam hubungan asmara (pacaran atau pernikahan) maupun pertemanan. Dan kebanyakan pelaku Gaslighting adalah mereka yang memiliki kepribadian narsistik.

Istilah gaslighting sendiri mulai dipopulerkan oleh Novelist Patrick Hamilton pada tahun 1938 melalui drama theatrical berjudul “Gas Light”. Drama yang kemudian diadaptasi menjadi film “Gaslight” oleh Alfred Hitchcock di tahun 1944. Di film ini, Hitchcock menceritakan tentang seorang suami manipulatif yang mencoba membuat istrinya berpikir bahwa dia telah kehilangan akal sehatnya. Tujuannya ialah untuk mengendalikan sang istri dan menjauhkannya dari teman-teman hingga keluarganya sendiri. Sejak saat itulah istilah gaslighting mulai digunakan di Amerika.

Lantas, bagaimana cara mengenali perilaku Gaslighting pada diri seseorang?

Ciri-Ciri Gaslighting

7 Ciri Utama Perilaku Gaslighting, yang Menandakan Toxic Relationship

Umumnya, para korban dari perilaku ini tidak sadar bahwa dirinya telah dimanipulasi oleh pelaku Gaslighting. Maka untuk terhindar dari perilaku ini kamu perlu lebih dulu mengenali berbagai ciri berikut ini:

1. Suka berbohong

Ada 2 alasan utama mengapa seseorang menunjukkan perilaku gaslighting. Pertama, karena ia memang orang yang tidak mau disalahkan alias selalu ingin menang sendiri. Dan yang kedua, untuk menutupi hal-hal tertentu yang ingin disembunyikannya. Itu mengapa, pelaku gaslighting juga dikenal suka berbohong. Namun, pelaku gaslighting biasanya akan berbohong secara terang-terangan. Tanpa merasa bersalah sedikitpun. Mereka juga dikenal enggan mengakui kesalahannya, meski telah dibeberkan berbagai macam bukti. Mereka tidak akan pernah mundur alias tetap kekeh pada kebohongannya. Dan bersikap seolah biasa saja. Hal ini dilakukannya untuk membuat korban merasa bingung. Dan akhirnya sulit membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.

2. Suka mengelak

Tak hanya hobi berbohong, gaslighter pun suka mengelak. Saat kamu menghadapkan berbagai bukti yang menguatkan tuduhanmu, para pelaku gaslighting akan terus mengelak dan membantah semua ucapanmu. Hingga kamu mulai ragu pada tuduhan yang semula kamu alamatkan padanya. Dan justru merasa bahwa dirimulah yang sejak semula salah paham dan mesti bertanggung jawab atas keributan ini.

3. Sering menganggap dirimu terlalu “lebay”

Pelaku gaslighting umumnya juga akan mengabaikan emosi dan perasaanmu begitu saja. Misalnya, saat kamu mencurigainya berselingkuh atau menyembunyikan sesuatu. Atau saat kamu marah karena merasa telah dibohongi. Mereka justru akan menganggap bahwa kamulah yang terlalu sensitif atau berlebihan.

4. Suka mengalihkan pembicaraan

Saat ketahuan berbohong atau berselingkuh, para pelaku gaslighting akan langsung berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan. Entah dengan balik menyerang dirimu, misalnya dengan mempertanyakan perilakumu yang seolah menyebabkannya melakukan hal itu. Atau justru sebaliknya, menggunakan rayuan sebagai senjata mematikan. Entah dengan bermanja-manja atau mengatakan hal-hal yang ingin kamu dengar. Hal ini dilakukannya untuk mendistorsi pikiran korban agar segera lupa dan tidak membahasnya lagi.

5. Balik menyalahkan

Pernah mendengar lagu Mawar De Jongh yang berjudul “lebih Dari Egoku”? dalam lagu ini, ada sebait lirik yang mengatakan, “Aku yang minta maaf walau kau yang salah“. Yap, para pelaku gaslighting biasanya akan berbalik menyalahkan dirimu saat ketahuan melakukan kesalahan. Hingga kamu betul-betul merasa disudutkan. Dan berpikir bahwa kamulah sumber masalahnya, karena kamulah dia begitu, dan seterusnya. Hingga kamulah yang justru meminta maaf, karena belum dapat menjadi pasangan yang cukup baik bagi dirinya. Sayangnya, para korban perilaku gaslighting umumnya sulit menyadari hal ini.

6. Terus mengungkit-ungkit hal yang sudah dilakukannya bagimu

Para pelaku gaslighting sering menganggap bahwa dirinya teah melakukan banyak hal. Alias sudah memperjuangkan dirimu dengan secara maksimal. Meski hal-hal yang telah dilakukannya, sebetulnya hanyalah hal-hal biasa yang tidak menunjukkan effort sama sekali.

7. Terlihat berubah, namun hanya untuk sesaat

Dilain waktu, para pelaku gaslighting mungkin akan terlihat mengubah perilakunya menjadi sangat baik. Namun hanya untuk sesaat. Yap, mereka akan segera kembali pada perilaku lamanya yang mungkin saja akan kembali menyakiti hatimu.

Sulit memang bagi para korban untuk menyadari hal ini dan lepas dari pasangan yang se-toxic ini. Namun meneruskan sebuah hubungan yang penuh dengan kemunafikan hanya akan menyiksa dirimu sendiri. Dan jika dibiarkan berlarut-larut. Bukan tidak mungkin hal ini justru akan berdampak buruk pada kesehatan mentalmu sendiri.

Advertisement

Leave a reply:

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Site Footer

Sliding Sidebar

Archives